“Manusia” Adalah Puncak Bagi Kerusakan Linkungan Hidup
Banyak
buku dan laporan ilmiah tentang dampak perilaku manusia yang telah menjelaskan
system lingkungan hidup bahkan menimbulkan bencana. Pencemaran udara telah
bermula di London sejak awal tahun 1273 akibat pembakaran arang batu di
Newcastle dan semasa Jhon Evelyn menulis bukunya Fumifugium pada 1661 akibat
buruknya terhadap kesehatan dan sebagainya (Newn 1992).
Masalah perubahan iklim yang
mempengaruhi manusia sejagat juga telah dikaitkan dengan aktifiti manusia,
terutamanya sejak Revolusi Perindustrian dimana dikatakan telah meningkatkan
kepekaan karbondioksida di atsmosfir akibat pembakaran bahan api fosil
(Pickering & Owen 1997).
Selain
itu, laporan World conference on disaster
Reduction (2005) menyebutkan, dalam dua decade terakhir, tiap tahun
rata-rata terdapat 200 jutajiwa terkena bencana. Disebutkan juga meningkatnya
bencana menimbulkan konsekuensi-knsekuensi berat bagi kebertahanan hidup,
martabat, dan penghidupan individu, terutama kaum miskin, dan bagi kemajuan
pembangunan yang dicapai dengan susah payah (ISDR-2005)
Dalam konteks krisis ekologi,
peliknya persaingan global dan kuatnya budaya konsumtif masyarakat industri
bukan hanya boleh menjelaskan kualitas hidup masyarakat, tapi juga
mendorong timbulnya prilaku yang
eksploitasi terhadap alam.
Padahal, intergovernmental panel on climate change (IPCC)-suatu badan
internasional pemantau perubahan iklim dunia, memperkirakan bahwa pada tahun
2100 nanti suhu global bumi dapat naik antara 1,8 hingga 2,9 derajat (A report
ofbthe working Group of the IPCC summary for policymaker 2007), maknanya, suhu
dunia semakin panas. Kenaikan suhu itu memang tak terlihat begitu tinggi,
tetapi di Negara-negara tertentu,seperti Indonesia, di khawatirkan dapat
mendorong timbulnya banyak bencana seperti banjir, kemarau panjang putting
beliung, angin kencang,kebakaran hutan. (UNDP-2007). Mungkinkah prediksi
kenaikan suhu global dari (IPCC benar-benar terwujut hingga dapat timbulnya banyak
bencana berdasarkan issi-issi di atas, dapat dikatakan manusia adalah puncak
bagi kerusakaan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar